Sangatta, 11 Juli 2025 – Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Kutai Timur menegaskan posisinya sebagai organisasi profesi yang terbuka, inklusif, dan bersifat merangkul semua kalangan wartawan tanpa memandang latar belakang organisasi. Komitmen ini disampaikan langsung oleh Ketua PWRI Kutim, Daniel Politius Sebayang, usai penutupan kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) pada Jumat (11/7/2025).
Dalam pernyataannya, Daniel menjelaskan bahwa PWRI tidak berdiri untuk mewakili satu kelompok tertentu, melainkan hadir sebagai wadah yang menjunjung tinggi nilai persatuan dan solidaritas antarsesama jurnalis di Kutai Timur. Ia menyebutkan bahwa keberagaman latar belakang organisasi justru menjadi kekuatan, bukan penghalang, dalam membangun ekosistem pers yang sehat dan profesional.
“PWRI Kutim terbuka bagi semua rekan wartawan tanpa melihat dari organisasi mana mereka berasal. Semua jurnalis adalah mitra dan bagian dari keluarga besar pers di Kutai Timur. Kami ingin menciptakan ruang kolaborasi, bukan kompetisi,” ujar Daniel dengan tegas.
Pernyataan tersebut menjawab berbagai dinamika yang kerap muncul di tengah komunitas wartawan, terutama terkait adanya fragmentasi organisasi yang berpotensi menimbulkan jarak antarjurnalis. Menurut Daniel, semangat kebersamaan dan saling mendukung adalah pondasi utama untuk menjaga kehormatan profesi jurnalistik di tengah arus informasi yang semakin kompleks.
PWRI Kutim, kata Daniel, secara aktif mendorong kerja sama lintas organisasi kewartawanan dalam berbagai program, mulai dari peningkatan kapasitas, pelatihan, hingga advokasi perlindungan profesi. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap wartawan memiliki akses yang sama terhadap pembinaan, pelatihan, serta penguatan etika dan kompetensi.
“Yang paling penting bagi kami adalah menjaga marwah profesi kewartawanan dan memperjuangkan hak-hak wartawan, baik dari segi pembinaan maupun perlindungan. Semua organisasi kewartawanan di Kutim adalah mitra strategis untuk mewujudkan hal itu,” tambah Daniel.
Lebih lanjut, Daniel mengajak seluruh organisasi jurnalis di Kutai Timur untuk menjauhi sekat-sekat yang bersifat eksklusif, dan sebaliknya membangun semangat kolaboratif dalam menghadapi tantangan dunia jurnalistik yang kian berkembang. Ia juga menekankan pentingnya peran wartawan dalam memberikan informasi yang benar, berimbang, dan membangun, serta menjadi kontrol sosial yang bertanggung jawab.
“Mari kita hilangkan sekat-sekat organisasi yang justru melemahkan solidaritas kita. Tugas kita bersama adalah mencerdaskan masyarakat, menyuarakan kebenaran, dan menjadi garda terdepan dalam menjaga demokrasi. Itu hanya bisa tercapai jika kita bersatu,” imbuhnya.
Sebagai langkah nyata, di bawah kepemimpinannya, PWRI Kutim terus membangun komunikasi yang harmonis dengan seluruh pemangku kepentingan di sektor pers, termasuk instansi pemerintah, lembaga swasta, serta komunitas-komunitas media lokal. PWRI Kutim juga berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas wartawan, seperti pelatihan jurnalistik, seminar, diskusi tematik, dan uji kompetensi yang berkelanjutan.
Dengan semangat keterbukaan dan inklusivitas ini, PWRI Kutim berharap dapat menjadi motor penggerak bagi terciptanya ruang pers yang profesional, kritis dan bertanggung jawab di Kabupaten Kutai Timur. (Uzin)