Scroll Untuk Lanjut Membaca

 

kaltim.radar24.co.id, Kutai Barat — Puluhan warga Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan, menggelar unjuk rasa di halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Barat (Kubar) pada Senin, 23 Juni 2025. Aksi damai ini digelar sebagai bentuk protes atas dugaan penyerobotan lahan yang terjadi di kampung mereka.

Tak butuh waktu lama, Ketua DPRD Kubar Ridwai langsung menemui massa aksi dan mengajak perwakilan warga masuk ke ruang pertemuan untuk menyampaikan aspirasi secara langsung.

 

Perwakilan warga, Dony, dalam penyampaian aspirasinya meminta DPRD Kubar turun tangan dalam menyelesaikan konflik lahan antara masyarakat Intu Lingau dan pihak perusahaan yang diduga adalah PT BDLR.

 

“Kami datang membawa suara rakyat kampung. Selama ini warga berjuang mempertahankan tanahnya sendiri. Kami berharap Ketua DPRD bisa membantu mencari jalan keluar,” ungkap Dony.

 

Ia menambahkan, warga berharap adanya itikad baik dari perusahaan untuk berdialog langsung dengan masyarakat, guna menyelesaikan konflik yang kian memanas.

 

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kubar Ridwai menyatakan sikap tegas terhadap praktik-praktik penyerobotan lahan yang dilakukan secara sepihak oleh pihak perusahaan.

 

“Penyerobotan lahan seperti ini sudah sering kami dengar, dan ini sangat merugikan masyarakat. DPRD tidak akan tinggal diam. Kami siap mengawal dan melawan setiap tindakan tidak adil yang dilakukan oleh perusahaan,” tegasnya.

 

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kubar, Adrianus, turut menyatakan komitmennya untuk memfasilitasi penyelesaian konflik ini hingga tuntas. Ia menekankan bahwa DPRD adalah lembaga yang selalu terbuka untuk mendengar dan memperjuangkan aspirasi rakyat.

 

“Jika ini dibiarkan, aset masyarakat bisa hilang begitu saja. Kami akan berusaha semaksimal mungkin agar ada solusi yang adil dan berpihak kepada warga,” ujarnya.

 

Aksi unjuk rasa berlangsung tertib dan damai. Warga berharap langkah konkret segera dilakukan oleh DPRD agar konflik lahan yang mereka hadapi tidak berlarut-larut.