Kaltim.radar24.co.id, Kutim – Gerakan Bela Negara (GBN) Membangun Indonesia (MI) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar kegiatan pembinaan kesadaran bela negara yang bertema ” Membangun Optimisme Bangsa Menyonsong Indonesia Emas 2045 Melalui Bela Negara ” di Hotel Royal Victoria Sangatta, Sabtu (18/10/2025).

Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Mahyunadi menyerukan pentingnya menghidupkan kembali semangat bela negara sebagai fondasi moral dan ideologis bangsa ditengah derasnya arus globalisasi dan gempuran disinformasi digital.
Dia menegaskan, bela negara bukan hanya kewajiban militer, merupakan tanggungjawab warga terhadap tanah air. Sebuah kesadaran yang lahir kecintaan, berakar pada kecintaan dan tumbuh lewat kepedulian terhadap persatuan bangsa.
“Bela Negara hari ini bukan lagi soal angkat senjata, tapi bagaimana kita menjaga nilai-nilai Pancasila, memerangi disinformasi dan konstribusi positif bagi masyarakat.
Tantangan kita tidak lagi datang hanya dari luar, tapi juga dari dalam, dari krisis kepemimpinan, pola hidup konsumtif, hingga degradasi moral,” ujarnya Mahyunadi dengan nada tegas.
Mahyunadi menambahkan, kader Bela negara diharapkan mampu menjadi benteng moral sekaligus penyaring budaya digital yang merusak nilai-nilai kebangsaan.
“Kepada kader belah negara, saya harap menjadi filter dan anti toxic bagi masuknya budaya dan prilaku menyimpang negatif akibat paparan teknologi,” pesan Wabup Kutim.
Lebih jauh, Wabup Kutim menyoroti dinamika geopolitik global yang kini bergerak cepat. Dia mengingatkan bahwa ancaman ideologi dan perang informasi dapat meronrong sendi-sendi nasionalisme, bila tidak diimbangi dengan kesiapsiagaan mental dan wawasan kebangsaan.
Karena itu, Pemerintah Kutim berkomitmen memperkuat sinergi bersama TNI, Polri dan Lembaga Pendidikan guna menanamkan nilai bela negara disemua lapisan masyarakat.
“Kutim harus melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga tangguh dan berkarakter kebangsaan. Itulah makna bela negara yang sebenarnya,” tandas orang nomor dua Kutim.
Dalam pandangnya bela negara bukan hanya urusan militer, tetapi juga urusan nurani. Sebuah panggilan untuk terus menjaga jati diri bangsa ditengah arus zaman yang kian deras. (*Red/Lukman)



